“Kita masih sepasang lupa yang tak pernah lelah memberi luka. Tidakkah kita butuh jeda hanya untuk sekedar menyembuhkan?”
Ini tentang bagaimana cinta bisa mengubah aku juga kamu menjadi dua sisi; diri sendiri yang apa adanya atau malah menjadi sosok pribadi yang tak pernah dikenali sebelumnya.
Tentang bagaimana kita merelakan apa yang memang bukan milik kita, meski berantakan tak karuan hatinya.
Tentang satu impian untuk Bersama, tetapi begitu banyak rintangan di depan mata dan jarak salah satunya.
Tentang bagaimana perjuangan kita agar bisa keluar dari sisi kelam dan pahitnya cinta.
Tentang cinta yang katamu selamanya, tetapi rupanya hanya sementara, hanya sekejap ketika kau mengatakannya. Tentang kamu yang katanya pamit untuk sementara, tetapi nyatanya tak lagi kembali, pergi untuk selamanya.
Tentang cinta pertama yang tidak pernah bisa kita lupa, yang pada akhirnya tak selalu berakhir bersama, meninggalkan sesuatu yang tak pernah bisa sembuh dengan sendirinya; luka.