“Bukit ini memang benar berkabut,” kata Tania.
“Tapi ada yang aneh dengan bukit ini,” jawab Reina. “Bukit itu terlalu gelap, padahal sekarang masih siang hari.”
Karena mereka takut, akhirnya mereka bertiga langsung bergegas mengambil bahan pokok makanan di sekitar bukit. Reina terkejut saat melihat sebuah pohon di sebelahnya berbicara.
“Apa yang kamu lakukan di sini?” Pohon itu berkata.
“Aku hanya ingin mengambil bahan pokok makanan di sini. Aku akan mengambil secukupnya,” jawab Reina.
Pohon tersebut sedih karena dulu ada beberapa orang yang mengambil suatu benda berharga di sini. Karena itu, bukit itu berkabut dan tanaman di sini bisa berbicara. Hal ini terjadi untuk menakuti orang yang masuk ke bukit itu.
Cuplikan dari cerpen “Bukit Berkabut” oleh Naurah Zakyah
Penulis :
Penulis SMP Azhari Rasuna
Editor :
Helva Silvianita
Tim Grafis
Penata Letak :
Rosalita
Sampul :
Hanung N. Putra
Ellunar Publisher
Email: ellunar.publisher@gmail.com
Website: https://www.ellunar.my.id/
Bandung; Ellunar, 2024
93 hlm., 14x20
ISBN: -
Cetakan pertama, Mei 2025
Rp42.500