Agra adalah salah satu dari tiga kota—bersama Praha dan Makkah—yang sering saya sebut sebagai, “destinasi impian yang ingin dikunjungi sebelum mati”.
“Kalau berhasil dikunjungi semua, berarti sudah boleh mati, dong?” celetuk beberapa teman saya.
Tentu bukan begitu cara mainnya. Jika ketiga kota itu sudah berhasil dikunjungi, selama masih hidup, artinya saya dapat membuat daftar baru untuk menggantikannya. Impian harus terus diperbaharui, dipupuk, dan dipelihara, kan?
***
Mimpi itu memang bermula dari tempat Taj Mahal berada. Namun, rupanya, India memesona lebih dari yang dikira. Setelah perjalanan pertama dan mengambil jeda, keputusan untuk kembali perlu diambil karena masih banyak lorong-lorong sempit dengan segudang cerita yang terus menanti.
Buku ini merangkum perjalanan ke belasan kota yang ada di India. Senyum getir, napas memburu, dan gurat bahagia terangkum silih berganti mewarnai kisah perjalanan menyusuri negeri Hindustan dengan segala macam kejutannya.
“India is the cradle of the human race, the birthplace of human speech, the mother of history, the grandmother of legend, and the great grand mother of tradition. Our most valuable and most artistic materials in the history of man are treasured up in India only!” —Mark Twain.