“Awas!” teriak Rapa Jerapah dan Sipi Sapi bersamaan.
“Ouchh …!” Rinci Kelinci mengaduh kesakitan. Ia terperosok ke lubang. Ia tak sempat mendengarkan peringatan kedua temannya. Rinci berusaha bangun sendiri tanpa digubrisnya uluran bantuan Rapa dan Sipi.
“Kalian jahat, kalian tahu ada lubang di situ. Kenapa tidak beritahu aku?” Rinci marah. Telinganya tegang, matanya melotot tajam.
“Kami juga baru tahu ada lubang di situ, Rinci,” bantah Sipi.
“Alaaah … kalian memang ingin aku jadi penjaga. Kalian sudah tahu ada lubang ini. Kalau aku jatuh, kalian senang. Aku berteriak hingga aku jadi ketahuan,“ cerocos Rinci sambil melompat pergi. Rapa dan Sipi berusaha menahan tapi tak berhasil.
Hari ini seperti biasa tiga sahabat di Hutan Lestari: Rapa, Rinci dan Sipi bermain bersama. Permainan yang paling disuka adalah permainan petak umpet. Yang berjaga menutup mata, yang lain bersembunyi di tempat yang mereka suka. Lalu si penjaga mencari tempat persembunyian mereka. Biasanya Rinci tak pernah menjadi penjaga. Ia selalu bisa bersembunyi dengan aman, tak pernah ketahuan. Hingga ia sering menyombongkan diri sebagai yang terbaik di antara mereka bertiga.
Cuplikan Balon Udara Persahabatan
Penulis
Kolaborasi Ibu dan Anak SD Semut-Semut The Natural School
Penyunting
Tim Ellunar Publisher
Penata Letak
Niken Hapsari Cahyarini
Pendesain Sampul
Hanung Norenza Putra
Bandung; Ellunar, 2018
v+135hlm., 14.8 x 21 cm
ISBN: 978-602-5514-95-1
Cetakan pertama, Maret 2018
Harga
Rp50.000