Jamuan Petang untuk Senja berisi tiga belas cerita pendek yang ditulis mulai tahun 2014 hingga tahun 2016—yang diperbaiki kembali pada tahun 2017. Tema-tema yang diangkat beragam, sesuai dengan keresahan yang sedang dialami penulis atau terkait hal-hal yang menarik hatinya saat itu. Ketiga belas cerpen tersebut berjudul: Kukira Atap Rumahku Permen Karet; Saat Rambutku Memutih; Runtuhnya Puncak Matterhorn; The Oasis; Foto Ketiga Belas; Semesta; Mencabik Langit; Jamuan Petang untuk Senja; Dia yang Memanen Khuldi; Futuristis; Dongeng Sahila; Dongeng Sahila 2: Tujuh Ribu Lilin, Kami Sudah Lama Mati; Sayap Kotak Korek Api.
Cerpen Kukira Atap Rumahku Permen Karet mengajak kita untuk melihat seorang pemuda bernama Regan dalam menyelami rasa sepi dan bertahan hidup tanpa tempat tinggal. Lalu cerita kedua menuturkan tentang pergolakan hati seorang wanita tua—biasa dipanggil Anne Rashida—yang merasa telah bersikap kurang baik terhadap anak dan menantunya, hingga menyebabkan anak-anaknya menderita. Cerita ketiga merupakan sebuah fragmen yang berkaitan dengan cerita kedua, yakni memotret kemalangan Shahnaz, kekasih dari putra bungsu Anne Rashida. Kisah romansa yang dihadirkan dalam cerita ketiga, kembali diusung dalam cerita berikutnya; The Oasis dan Foto Ketiga Belas, sebagai cerita keempat dan kelima yang mengisahkan lika-liku perjalanan asmara antara Carl dengan Ruby, dan si tokoh tanpa nama dengan Arila. Nuansa kegalauan masih tetap terasa hingga cerita kelima, yaitu Semesta, yang membagikan kisah sang tokoh utama dalam upaya menyembuhkan luka hatinya.
Memasuki cerita keenam hingga ketiga belas, penulis menyajikan kisah-kisah yang terinspirasi dari fenomena-fenomena sosial yang terjadi kala itu, seperti Mencabik Langit yang mengilustrasikan kondisi batin seorang terpidana mati, lalu Jamuan Petang untuk Senja yang mengulas bagaimana kebenaran, keadilan, dan hukum bekerja di dunia ini. Dia yang Memanen Khuldi dan Futuristis, sebagai cerita kesembilan dan keselupuh menyuguhkan tulisan surealis tentang koruptor dan peristiwa reklamasi yang saat itu tengah menjadi perdebatan panas. Tulisan berikutnya dilanjutkan oleh sebuah kisah tragis tentang fenomena kekerasan seksual yang dialami oleh anak-anak perempuan, yang ditutup oleh cerita kebakaran sebuah rumah sakit bersalin sebagai cerita ketiga belas.
Penulis
Vivi Priliyanti
Penyunting
Tim Ellunar Publisher
Penata Letak
Niken Hapsari Cahyarini
Pendesain Sampul
Hanung Norenza Putra
Bandung; Ellunar, 2018
v+113hlm., 14.8 x 21 cm
ISBN: 978-602-5514-88-3
Cetakan pertama, Maret 2018
Harga
Rp39.000